Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum Unhas pada Jumat (19/8) secara hybrid di Baruga Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H. dan zoom meeting. Kuliah umum ini dibuka oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. dan merupakan rangkaian acara Bulan Literasi Maritim 2022 dengan bertajuk Maritime Goes to Campus. Menko Marves juga turut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Rachmat Kaimuddin, dan Penasehat Menteri Bidang Carbon Trading Edo Mahendra. Kegiatan ini dihadiri peserta sekitar 400 orang dan juga sekitar 235 partisipan Zoom.
Menko Marves menyampaikan beberapa materi mengenai pengelolaan maritim di Indonesia menuju kemandirian Indonesia untuk Indonesia maju. Transformasi ekonomi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, hilirisasi industri, peningkatan efisiensi melalui digitalisasi, pengembangan sumber daya manusia, hingga mengenai green port, dan smart port. Lebih lanjut, Menko Marves mengatakan bahwa Visi Indonesia 2045 adalah menjadi negara maju sebelum 2045 dan pusat peradaban maritim dunia. Hal ini dengan melihat data terkait Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang mendekati 10.000 dolar Amerika dengan prediksi 3,0 triliun dalam 1 dekade ke depan. Pada sisi yang lain, terkait pencapaian visi pusat peradaban maritim dunia, Indonesia sebagai negara maritim berkontribusi untuk pertumbuhan blue economy nasional, regional, dan internasional.
Berkaitan dengan blue economy salah satu yang dibahas oleh Menko Marves adalah mengenai potensi nilai karbon yang besar dari mangrove, lahan gambut, dan juga hutan hujan tropis. Memiliki potensi nilai karbon sebesar 33 gigaton dari mangrove, 20,2 gigaton dari lahan gambut, dan 25,18 gigaton dari hutan hujan tropis menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu mendukung tercapainya net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Selain potensi nilai ekonomi yang besar, Menko Luhut juga memaparkan mengenai potensi energi terbarukan yang besar dan dapat dimanfaatkan seperti dari kelautan, geotermal, bioenergi, angin, matahari, air. Dari total yang ada sebanyak 437,4 giga watt, kita baru hanya pakai 10,4 giga watt saja atau 2,5%.